Rabu, 31 Desember 2014

Dua sisi ' Sang Tahun'

Poros kata
Beruntunglah dia yang lahir di awal tahun. Hari ulang tahunnya selalu dipenuhi oleh jutaan bahkan milyaran harapan baru. Harapan ini lahir dari semua penjuru dunia. Mulai dari negeri yang sedang tertimpa bencana dan dilanda perang tak berkesudahan, dari bangsa-bangsa adidaya yang berkuasa, dari perkampungan kecil di suatu lembah jauh dan terpencil, dari sudut-sudut gang sempit di jalanan yang kosong, dari hati yang tulus memanjatkan doa, dari seluruh tempat, seluruh spasi. Semua harapan itu saling bersauh, berkumpul naik ke atas memenuhi langit. Kalaulah harapan itu berbentuk awan, maka nyamanlah mungkin suasana di hari itu..

Pengharapan baru selalu berbeda di setiap kepala manusia. Ada banyak rupanya. Ada yang berharap atas pencapaian karir, nilai pelajaran, jodoh, ketaatan beribadah, berat badan ideal, dan lainnya. Bahkan tidak jarang satu kepala manusia mungkin punya kesemua jenis harapan baru itu. Kalau soal harapan, kita, manusia, memang rakus dan tamak. Selalu punya banyak. Dan untungnya harapan itu barang gratis yang dibuat dengan cuma-cuma.

Lalu bagaimana dengan dia yang lahir di penghujung tahun?

Duhai, sungguh malang.. Hari ulang tahunnya penuh dengan penyesalan atas berbagai hal. Penyesalan itu membayang-bayangi isi kepala dan hati manusia. Mereka yang tidak berani mengambil kesempatan, mereka yang gagal dalam berumah tangga, mereka yang malu menyatakan cintanya, mereka yang ragu dalam mengambil keputusan. Kegelisahan menyelimuti mereka sepanjang hari itu. Dan sudah barang takdir bahwa penyesalan selalu datang di penghujung, di akhir. Kalaulah penyesalan itu bagaikan titik hitam, maka sungguh bisa jadi gelaplah semesta alam  pada hari itu. Karena seringkali penyesalan manusia selalu lebih dalam dibandingkan pengharapan yang ia buat..


Tapi tunggu dulu...

Bukankah tidak mungkin harapan muncul tanpa adanya penyesalan?

Harapan selalu lahir dari sebuah proses. Bisa berasal dari proses yang baik atau buruk.
Orang yang sudah punya pekerjaan baik, akan berharap pekerjaannya semakin lancar. Demikian.
Sedangkan bagi yang lain sudah barang tentu, mereka yang menyesal memiliki harapan yang lebih kuat. Mereka yang menemukan titik balik akan terlontar lebih jauh, lebih cepat. Bisa jadi harapan tersebut menjadi perubah nasib seluruh hidupnya di masa yang akan datang..

Dan soal kelahiran manusia, maka ingatlah ini..
Bagi mereka yang lahir di penghujung tahun, bayangkan satu kebahagiaan yang terpancar dari seorang ibu. Kebahagiaan utuh yang ikut dibarengi dengan kelegaan hati seorang ayah, seluruh keluarga besar. Hari itu justru bermunculan harapan baru atas penantian panjang sang malaikat kecil. Dan sungguh, percayalah, pada hari itu kebahagiaan seorang ibu saja sudah cukup menerangi seluruh alam semesta..


--
Jadi, jangan menyesal terlalu dalam. Simpan.
Justru buatlah harapan baru yang jauh lebih dalam.
Selamat menyambut tahun yang semakin tua.

About the Author

Poros kata / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.