Sabtu, 17 November 2012

KPK, Pemuda, dan Integrasi Keduanya

Poros kata
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme adalah penyakit yang telah menjangkit bangsa ini sejak kemerdekaan. Dalam buku ‘Kembali! ke Jati Diri Bangsa’ karya Djon Pakan Lalanlangi, Mantan Jaksa Agung Muda Anton Sujata, S.H. di awal-awal era reformasi melukiskan, “Jikalau pada zaman pemerintahan Soekarno KKN berlangsung di bawah meja, karena masih malu-malu. Pada zaman pemerintahan Soeharto KKN berlangsung di atas meja, sebab Soeharto sangat berkuasa. Kemudian di era pemerintahan B.J. Habibie, KKN berlangsung di bawah dan di atas meja. Lalu bagaimana KKN di zaman pemerintahan Abdurrahman Wahid dan setelahnya? Masya Allah, bukan hanya di bawah dan di atas meja, bahkan mejanya pun turut diangkut!”

KPK adalah ujung tombak pemberantasan kasus korupsi di Indonesia. Saat ini kita tidak bisa menafikkan bahwa Indonesia sudah sedemikian parahnya terjangkit praktik korupsi.  Seandainya saya menjadi Ketua KPK maka saya akan menggunakan pemuda-pemuda terbaik dari seluruh pelosok negeri dalam membantu memberantas korupsi. Pun demikian, kita mesti ingat bahwa kemerdekaan Indonesia juga berawal dari semangat Sumpah Pemuda!

Kita gunakan pemuda-pemuda terbaik yang handal di bidang IT: memanfaaatkan teknologi, membuat gerakan nasional anti korupsi sebagai upaya mewujudkan social awareness yang terus menerus aktif menggemakan gerakan anti korupsi, kita latih pemuda-pemuda terbaik di bidang pertahanan untuk mengantisipasi ancaman dan gangguan dalam kasus korupsi, kita kumpulkan para pemuda yang ahli administrasi agar berkas-berkas kasus korupsi tersusun rapi: tidak mudah bocor ke publik, kita libatkan pemuda-pemuda terbaik dari berbagai perguruan tinggi, dari berbagai sekolah tinggi pemerintahan, bergabung dalam KPK.

         Keterlibatan pemuda dalam KPK juga berguna dalam mencegah penyebarluasan tindakan korupsi, sebab jika saat ini saja pemuda Indonesia gemar melakukan tindakan-tindakan yang berbau korupsi, bukan mustahil bangsa ini akan menjadi negara terkorup sedunia! Pemuda, sebagai generasi penerus, menjadi motor penggerak dalam upaya pemberantasan korupsi beberapa tahun mendatang. Kita harus menyadari hal itu.

http://lombablogkpk.tempo.co/index/tanggal/0/Blog.html
http://lombablogkpk.tempo.co/index/tanggal/874/Hadiyansyah%20Anwar.html

About the Author

Poros kata / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

2 komentar:

  1. perilaku korupsi sudah menjadi budaya di Indonesia, yang mana suatu budaya itu akan mulai terkikis apabila ada budaya baru yang lebih baik dalam segala hal di banding dengan budaya lama. Jadi temukan, cari, kembangkan, dan sebar luaskan budaya baru itu untuk mengganti budaya korupsi di Indonesia.

    BalasHapus
  2. nah, pembentukan budaya baru itu bisa -bahkan harus- dimulai oleh generasi penerus bang, ada di tangan pemuda sepertinya. kalau pemudanya udah mulai korup juga sulit luntur tuh budaya korupsi

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.