Minggu, 24 Desember 2017

Bila telah datang harinya

Poros kata

Bila telah datang harinya
Kau menambatkan hidupmu pada hidup orang lain
Aku hanya bisa mengenangmu
dalam hening yang takzim
Layaknya orang alim tak lagi mengharapkan hamparan dunia
Karena bagiku dunia telah tiada

Aku akan hancur berserakan
Memenuhi jalanan aspal yang basah
Menghalang-halangi hidup untuk berjalan lebih jauh
Tapi hidup adalah rentetan takdir yang tak mengenal rasa simpati
Ia menggerus diriku sekalipun tahu bahwa jiwaku telah mati

Kasih sayang dan cinta
Tidak akan lagi sama artinya setelah itu semua
Pagi hari tak lagi menarik
Karena ruang-ruang menjadi terlalu sempit untuk bernafas
Udara menjadi kian sesak berwarna asing memenuhi dinding paru-paru yang hitam
Angin begitu kering menerpa wajah
Sinar matahari jatuh bagai anak panah menerjang seluruh tubuhku yang gontai

Sesekali aku menatap langit
Melihat ratusan anak panah siap terlepas dari busur takdirku
Kurebahkan tubuh di atas permadani yang menipis
Sembari berbisik pada angin yang menyelinap di belakang rambut
Aku ingin tidak pernah menyapamu waktu itu

About the Author

Poros kata / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.