Obrolan dan tawa kita
tertanam pada gelas-gelas kopi
yang kita minum bersama,
di antara keramaian kota
yang diisi jutaan penyesalan manusia
kita bicara soal manusia
kita berdebat soal sayur mayur yang enggan tumbuh di Jakarta
sedang senyummu adalah hal
yang ingin ku bicarakan
dengan perlahan
walau tak cukup waktu semalaman
waktu berakhir,
diam bersandar pada mulut kita masing-masing seperti jalan raya yang mulai lengang
sebuah pertemuan tidak akan pernah bisa mencairkan perasaan
gelombang rambutmu membawaku
ke tempat di mana udara adalah belaian tanganmu yang dingin
dan aku tak pernah bisa kembali
ke tempat dimana langkah kita berserakan
aku akan mengenang wajahmu,
dalam pertemuan dan jamuan hangat
diiringi lantunan melodi penyesalan yang ku simpan dengan erat
kasih,
apakah selamanya milik kita?
sebab yang ku tau
malam itu tak ada yang tersisa,
selain cerita kita
yang menua pada dasar gelas kopi
yang kita minum bersama
0 komentar:
Posting Komentar